Kalian yang mengenalku, tentu tahu perusahaan apa yang akan kubicarakan.
Jika belum, silakan cek diriku, baru kemudian teruskan membaca laporan ini.
Awal 2014, sebelum bekerja untuk perusahaan ini, aku sempat bertemu orang pentingnya, lalu diceritakan tentang kehebatan perusahaannya yang pendapatannya mencapai milyaran rupiah dalam sehari (tentu bukan angka sebenarnya).
Singkat cerita, terhitung hingga laporan ini tertulis, sudah 2 tahun 5 bulan aku bekerja di sana.
Selama tahun pertama, banyak pelajaran teknis yang mengubah pola pikirku. Di tahun berikutnya, aku mulai melihat sesuatu yang mungkin tidak dilihat orang di luar perusahaan.
Menjadi bagian dari perusahaan yang disebut unicorn oleh orang lain, memberimu kekuatan super; dirimu tiba-tiba bisa melihat sebuah pola dan kebenaran di balik kabar yang tersebar.
Inilah pola yang terlihat dan membuat perusahaan ini berada di posisi teratas:
1. Hanya merekrut yang terbaik
Buka halaman karirnya, lalu bacalah apa yang tertulis di poin kedua tentang definisi diri mereka.
Itulah pola pertama, sekaligus strategi yang sulit diduplikasi perusahaan lainnya.
Mungkin kalian bertanya-tanya:
Bagaimana bisa orang yang tak lulus kuliah sepertimu diterima kerja di sana?
Sebelum kujawab, harusnya kalian menjawab dulu pertanyaanku:
Apakah perusahaan kalian mau melakukan hal sama?
2. Selalu memprediksi masalah dan kesempatan di masa depan
Jika kalian mengamati perubahan model bisnis dan produknya, kalian akan paham cara kerja pola kedua ini.
Mereka memulai dari hal sederhana; yang mungkin semua engineer dapat membuatnya. (see that? I use ‘mungkin’ as my safety net)
Aku ingat bagaimana orang pentingnya memberi alasan di balik penambahan produk. Bermodalkan grafik prediksi penjualan yang kian mendatar, dia meyakinkan petingginya untuk segera memiliki produk kedua. Walaupun di tahun sebelumnya, mereka menikmati peningkatan penjualan hingga 544% (juga bukan angka sebenarnya).
Di tahun yang sama dengan terpilihnya Donald Trump, perusahaan kesayangan Rocket Internet ini, melihat grafik penjualannya sekali lagi. Dimotivasi tekanan untuk harus terus tumbuh, mereka pun merancang skenario anggun agar bisa menambah produknya.
3. Menjalankan prinsip MVP di produknya
Cara paling simpel untuk memahami konsep ini, kalian mesti lihat tampilan aplikasinya saat pertama kali dirilis tahun 2014, lalu bandingkan dengan versi terbarunya.
Yang kamu lihat itu adalah contoh elegan dari perusahaan yang menjalankan teori Minimum Viable Product.
Bagaimana mereka melakukannya?
Jawabannya ada di puluhan engineer dan designer yang direkrut untuk menyempurnakan bagian belakang dan tampilan depannya.
Berkat adanya sumber daya manusia, mereka mampu membuat framework atau bahkan ‘Google’ versi mereka sendiri, demi membuat segalanya lebih simpel.
“Simple can be harder than complex: You have to work hard to get your thinking clean to make it simple. But it’s worth it in the end because once you get there, you can move mountains.” – Steve Jobs
4. Uang!
Apa kalian tahu persamaan stigma masyarakat terhadap orang keturunan Tiongkok dan Padang?
Dan apa kalian juga tahu daerah asal pendiri perusahaan ini?
Harusnya sekarang kalian bisa berhipotesis, apa yang dia lakukan dengan semua investasi yang diterima perusahaannya.
Hipotesisku:
Mereka menggunakan dana investornya secara efektif dan efisien, atau yang juga dikenal dengan istilah Performance Marketing.
Walau memiliki dana investasi yang besar, bisa dibilang hampir tak ada kegiatan operasional perusahaan yang tidak dilandasi tujuan produktivitas.
Pertanyaannya kini, berapa uang yang mereka miliki?
Pastinya, cukup untuk membeli seluruh ruang iklan di setiap stasiun TV dalam sehari dan tetap mampu menggaji seluruh karyawan ‘terbaiknya’.
5. Menciptakan budaya kerja yang merangsang hyper growth
A: Kenapa sih kita nuansanya kerja melulu?
B: kan mau hyper growth.
Bayangkan kalian terlahir dengan ambisi memenangkan kalung emas olimpiade.
Hidup kalian berbeda. Semua hal yang tidak meningkatkan kemungkinanmu menang , tidak kalian acuhkan.
Saat orang lain menikmati berbagai hidangan, kalian menahan diri. Saat orang lain melanjutkan tidurnya di Minggu pagi, kalian bangun dan berlatih.
Hingga kompetisi itu tiba, kalian dikalahkan oleh peserta lainnya yang berdiet lebih ketat dan bangun lebih pagi.
(peserta lainnya itu adalah sang perusahaan)
Semoga bermanfaat.
Update: artikel ini telah disesuaikan untuk menghilangkan potensi persepsi negatif atau pelanggaran SARA.